Press Release Webinar Pemikiran dan Peradaban Islam oleh Program Kaderisasi Ulama (PKU) UNIDA Gontor

Pada hari Ahad, 7 November 2021 telah dilaksanakan Webinar Pemikiran dan Peradaban Islam oleh Program Kaderisasi Ulama (PKU) UNIDA Gontor yang bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (DPPAI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Webinar kali ini dilaksanakan dari pukul 08:00 WIB- selesai dan dibuka secara resmi oleh kepala Divisi Pengembangan Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (DPPAI) Bapak Tian Wahyudi, S.Pd.I, M.Pd.I. Webinar ini juga menghadirkan keynote speaker sebagai pengantar diskusi, yaitu Bapak Dr. Drs. Muzhoffar Akhwan, MA dari pihak kampus Universitas Islam Indonesia. Beliau menyampaikan bahwa dalam sebuah diskusi manusia memliki sarana yang dapat digunakan, yaitu indra, akal dan hati. Apabila ingin mencapai suatu kebenaran maka harus berpikir secara kritis dan juga harus mengetahui hal yang didiskusikan apakah bersifat rasinonal, empiric rasional atau mistis. Selanjutnya, Bapak Dr. Agus Budiman, M.Pd dari pihak kampus UNIDA Gontor menyampaikan prolognya, bahwa manusia memiliki rasa ingin tau sebagai alat untuk mengembangkan diri dalam mencapai kebenaran sehingga pada webinar ini terdapat beberapa tema yang diangkat sebagai penambahan wawasan manusia dalam mencari kebenaran, karena kebenaran haruslah didiskusikan.

Narasumber pertama yaitu Aditya Amri , S.Pd dengan tema Problem Kebenaran Postmodern di Era Digital: Kajian Kritis Perspektif Islam. Problem kebenaran era digital berbicara mengenai subjek dan teknologi. Subject itu berarti produsen berita dan konsumen berita. Sedangkan teknologi adalah hardware, rules, dan system. Sementara itu, tinjauan perspektif islam mengenai kebenaran memiliki tiga konseo, yakni konsep kebenaran, konsep tabayun dan konsep otoritas keilmuan. Selanjutnya materi kedua dengan tema Self Love dalam Psikologi Modern: Tinjauan Kritis yang disampaikan oleh Livi Husnia Aidatul Fitroti, S.Sos beliau menyampaikan bahwa self love adalah konsep mencintai diri sendiri karena adanya problem mental manusia modern yang merasa keterasingan, kesunyian dan kehampaan. Beliau juga mengutip kata dari Abu Hamid Al-Ghazali bahwa menjadi manusia yang mencintai diri sendiri harus memperhatikan tiga hal, yaitu jasmani, akal, dan rohani. Ketiga kebutuhan ini harus terpenuhi dengan kadarnya masing-masing tanpa menghilangkan hak salah satu dari ketiganya. Narasumber ketiga disampaikan oleh Wardah Hanifah Ramadhani, S.Pd dengan tema Konsep Sexual Right dalam Chomprehensive Sexuality Education: Tinjauan Kritis.  Problem sexual right terdapat tiga macam, antroposentris, menseksualisasi anak sejak dini, dan melemahkan otoritas orang tua. Oleh karena itu pentingnya peran orang tua dan sekolah dalam mengedukasi anak tentang seksualitas agar tidak menjadi hal yang tabu.

Sebagai epilog dari kegiatan ini yang disampaikan oleh Bapak Ali Pradan M.Phil, bahwa dalam webinar ini semua tema yang dibicarakan adalah mengenai kebebasan, yaitu kebebasan dalam teknologi, kebebasan mencintai diri sendiri, dan kebebasan yang berkaitan dengan seksualitas. Kebebasan yang dimaksud disini adalah kebebasan yang mengantarkan kepada batasan-batasan selanjutnya, yang mana batasan itu adalah konsep yang mengenalkan kita pada sesuatu yang dituju.