Membangun Jiwa Yang Sehat

Membangun Jiwa Yang Sehat

KASIYONO S.Kom.

[email protected]

 

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفٰى ، وَسَلاَمٌ عَلٰى عِبَادِهِ الَّذِيْنَ اصْطَفٰى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلٰى يَوْمِ الدّيْن

Saudaraku kaum muslimin yang yang di rahmati Allah SWT., diantara sekian banyak unsur yang ada dalam diri manusia, ada satu unsur yang paling penting yaitu jiwa. Jiwa itu bagian terdalam dalam diri manusia. Dari jiwa dimulai segala sesuatu, jika jiwa itu bersih dan suci maka instruksi yang diberikan adalah melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat. Jika jiwa itu kotor maka instruksi yang diberikan adalah hal-hal yang buruk dan membawa malapetaka. Maka dari itu, penting bagi kita untuk “membangun jiwa yang sehat”.  Sebagaimana dalam firman-Nya, Allah SWT. memberi penegasan dalam surah asy-Syams [91]: 9-10

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا، وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya dan merugilah orang yang mengotorinya.

Kalau kita lihat dimasyarakat betapa banyak orang terganggu jiwanya, sehingga mengalami kerusakan pada akalnya. Orang yang terganggu jiwanya biasanya mengalami stres dan depresi berat, bahkan tak jarang yang akhirnya menjadi gila masuk rumah sakit jiwa atau dimasukkan ke pondok-pondok pesantren yang ada pengobatan tentang kejiwaan seperti di pondok pesantren Suryalaya, pondok Tetirah Dzikir di Berbah Sleman Yogyakarta. Ini semua terjadi, karena kotornya jiwa manusia yang salah satunya bisa disebabkan oleh konsumsi obat-obat terlarang (narkoba) maupun salah pergaulan yang bisa mengakibatkan gangguan kejiwaan atau sakit jiwa.

Saudaraku kaum muslimin yang berbahagia, yang di Rahmati Allah SWT. Tentu kita masih ingat betul pencipta lagu “Indonesia Raya”, karena pentingya namanya jiwa sampai-sampai WR. Supratman menciptakan sebuah lagu wajib nasional Indonesia Raya, dimana terdapat kalimat pamungkas, “Bangunlah jiwanya bangunlah badannya”. Lagu Indonesia raya ini senantiasa dinyanyikan oleh seluruh guru dan siswa di seluruh Indonesia pada acara upacara bendera setiap hari Senin. Demikian juga senantiasa dinyanyikan untuk mengawali acara-acara penting dalam satu kegiatan. Hal ini menunjukkan betapa berartinya hidup, bila jiwa terbangun dan terbentuk oleh hal-hal yang positif. Karena jika jiwa rapuh, hancurlah sistem kinerja otak dan organ-organ tubuh lainnya. Sehingga menyebabkan hilangnya keseimbangan tubuh manusia. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW., beliau bersabda:

أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ

“Ingatlah sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik maka baik pula seluruh jasad, namun apabila segumpal daging itu rusak maka rusak pula seluruh jasad. Perhatikanlah, bahwa segumpal daging itu adalah hati.”

Bagaimana mungkin Indonesia bisa maju dan menunjukkan eksistensi kemandiriannya, jika jiwa rakyatnya lemah dan rapuh. Seharusnya setiap kita mengamalkan isi lagu tersebut, tetapi sayang tidak semua menjiwainya hanya sekedar sebagai pemanis yang terucap di bibir saja. Karena jiwa tersebut letaknya sangat dalam, kalau boleh diumpamakan lebih dalam dari dasar lautan samudra, maka mesti ada upaya ekstra untuk menyentuhnya.

Saudaraku kaum muslimin yang berbahagia, yang di Rahmati Allah SWT. Kalau kita kembali kepada ajaran agama Islam, ada beberapa langkah pelajaran untuk menyentuhnya jiwa kita yaitu:

  • Pertama, perbanyaklah berzikir dan memohon ampun kepada Allah.

Allah berfirman dalam surat ar-Ra’ad [13]: 28

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”

Dengan berzikir jiwa akan tersentuh dengan sendirinya, karena dzikir itu adalah mengingat Allah dengan kalimat suci. Sehingga kesucian dzikir itu akan mensucikan jiwa manusia. Ketika jiwa itu suci, maka jiwa mudah tersentuh dengan nasihat atau masukan dari orang lain terutama nasihat yang baik-baik . Kemudian dzikir itu disempurnakan dengan istighfar (memohon ampun) kepada Allah, agar benar-benar jiwa itu bersih dan suci dari segala kotoran dosa serta juga pikiran-pikiran yang akan membawa ke perbuatan makasiat .

  • Kedua, bacalah Al Quran setiap hari pagi dan petang atau secara rutin terutama sehabis shalat lima waktu

Allah berfirman dalam surat al-Isra’ [17]: 82

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا

“Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”

Dengan memperbanyak membaca al-Qur’an maka jiwa itu akan mudah tergetar dan dipenuhi rasa iman, bila selalu disentuh dengan ayat-ayat al-Qur’an. Inilah diantara rahasia besar untuk menentramkan jiwa manusia. Orang-orang yang tidak pernah membaca al-Quran, maka kemungkinan besar jiwanya kotor, sehingga dari hari kehari jiwa bergoncang menjadi gelisah, galau dan tertekan. Oleh karena itu mari kita selalu menentramkan jiwa kita dengan ayat-ayat Aal-Qur’an, agar jiwa kita lapang, damai dan tentram.

  • Ketiga, banyaklah mendengar tausiyah dari guru-guru/ustadz yang berpemahaman lurus

Zaman sekarang ini zaman canggih, kalau kita tidak sempat datang ke pengajian, maka bukalah youtube ikuti tausiyah ulama-ulama kondang seperti ustadz KH. Zainudin MZ, Ustadz H. Abdul Somad, Lc, MA., Dr. KH. Tengku Zulkarnain, KH. M. Arifin Ilham, KH. Abdullah Gymnastiar, TGB. Dr. KH. M. Zainul Majdi, MA dan lain-lain yang tentu saja betul-betul bisa dipercaya keimanannya. Dari mereka kita akan mendapatkan banyak pelajaran yang mencerahkan jiwa kita.

  • Keempat, banyaklah melihat orang-orang yang dalam kekurangan tapi tetap semangat, tabah dan sabar menjalani hidup

Lihatlah ada orang miskin, terus gigih berjuang akhirnya menjadi sarjana dan sukses berkiprah dalam pentas nasional. Ada orang cacat tidak punya kaki, tidak punya tangan bisa hidup mandiri tanpa tergantung dengan bantuan makan orang lain bahkan kita bisa bisa melihat di media-media baik media cetak maupun elektronik mereka menjadi juara pada olimpiade tingkat dunia. Ada orang lumpuh dan buta tapi mampu menghafal al-Qur’an. Dan masih banyak lagi contohnya.

Dengan melihat prestasi mereka walaupun dalam kondisi serba kekurangan (cacat), ini bisa membuat hati dan jiwa kita tersentuh dan termotivasi untuk menjadi orang-orang yang sukses dan berprestasi. Kalau mereka saja bias, mengapa kita tidak bisa? Justru kita mestinya malu dengan mereka.

Saudaraku kaum muslimin yang berbahagia, yang di Rahmati Allah SWT. Demikian materi dakwah yang bisa saya sampaikan, semoga materi ini bisa menjadi tambahan ilmu, menambah keiman dan bermanfaat untuk kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Kasiyono

Maraji’:

[1] Matan Hadits Arba’in nomor 6 tentang Menjauhi Perkara-perkara Syubhat