Tetap Bersyukur di Masa Pandemi

Tetap Bersyukur di Masa Pandemi

Hartiwi

[email protected]

 

Prolog

Sudah satu tahun lebih virus Corona atau Covid-19 menjangkit hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dalam menangani peningkatan kasus penyebaran virus covid -19 yang telah banyak menelan korban termasuk tenaga kesehatan. Salah satu upaya pemerintah untuk menekan penyebaran virus covid-19 adalah menetapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat khususnya wilayah Jawa – Bali.[i]

Penerapan kebijakan PPKM Darurat sedikit banyak telah memberikan dampak pada kegiatan sosial ekonomi. Beberapa turunan dari penerapan kebijan PPKM antara lain Pusat-pusat perbelanjaan ditutup, penutupan sementara tempat-tempat ibadah, pembelajaran dilakukan secara online.

Dampak dari penerapan kebijakan ini dirasakan oleh hampir semua lapisan masyarakat. Sebagian masyarakat merasa merugi karena barang dagangannya minim pembeli, masyarakat tidak leluasa beribadah di tempat ibadah, dan para pelajar hanya belajar melalui media online. Terlepas dari dampak negatif yang muncul dari pemberlakuan PPKM, ada satu tujuan penting dari pengambilan kebijakan ini, yaitu menekan terjadinya persebaran virus Corona yang akan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat.

Sebagai warga negara dan seorang muslim harus berikhtiar dengan tetap patuh terhadap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Kebijakan tersebut bertujuan untuk melindungi keselamatan masyarakat dari penyebaran virus covid-19. Seorang muslim dalam menghadapi masa-masa sulit di masa pandemi ini harus tetap berhusnudzon kepada ketetapan Allah, karena segala sesuatu yang terjadi itu tidak ada yang kebetulan termasuk musibah yang kita alami saat ini, hal ini terjadi atas izin Allah I sebagaimana firman Allah dalam Qur’an surat At-Taghabun [64]: 11

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَمَن يُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ يَهۡدِ قَلۡبَهُۥۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Syukur dan Sabar

Dalam situasi pandemi yang melanda Indonesia saat ini, kita harus tetap bersyukur kepada Allah I. Allah I masih sayang kepada hambanya dengan memberi peringatan atas kekuasaan-Nya. Sebagai hamba yang lemah, kita jadikan kondisi saat ini untuk lebih meningkatkan ibadah dan ketaqwaan kita kepada Allah.

Ada tiga hal ringan yang bernilai ibadah yang dapat kita dilakukan sebagai bentuk syukur seorang hamba atas  segala nikmat Allah yang begitu banyak yaitu:

  1. Zikrullah

Hadits dari Abdullah bin Busr, ia berkata:  “Ada dua orang Arab (badui) mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas salah satu dari mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, manusia bagaimanakah yang baik?” “Yang panjang umurnya dan baik amalannya,” jawab beliau. Salah satunya lagi bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syari’at Islam amat banyak. Perintahkanlah padaku suatu amalan yang bisa kubergantung padanya.” “Hendaklah lisanmu selalu basah untuk berdzikir pada Allah,” jawab beliau. (HR. Ahmad 4: 188, sanad shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).[ii]

Hadits tersebut mengajarkan kita untuk selalu berzikir, menyebut nama Allah dalam setiap kegiatan kita. Perkara ini sungguh ringan namun begitu berat dalam timbangan amal. Allah I juga menyatakan secara jelas agar hambanya selalu mengingat-Nya, maka niscaya Allah I akan  selalu mengingat hambanya tersebut. Hal ini tercantum dalam surat al-Baqarah [2]: 152

فَٱذۡكُرُونِيٓ أَذۡكُرۡكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِي وَلَا تَكۡفُرُونِ

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

Penjelasan dari ayat tersebut adalah agar nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kaum Muslimin, hendaklah mereka selalu ingat kepada-Nya, baik di dalam hati maupun dengan lisan, dengan jalan tahmid (membaca al-hamdulillah), tasbih (membaca Subhanallah), dan membaca Alquran dengan jalan memikirkan alam ciptaan-Nya untuk mengenal, menyadari dan meresapkan tanda-tanda keagungan, kekuasaan dan keesaan-Nya. Apabila mereka selalu mengingat Allah, Dia pun akan selalu mengingat mereka pula.[iii]

  1. Membantu orang lain yang membutuhkan

Memanfaatkan kesempatan untuk membantu orang lain yang membutuhkan merupakan salah satu cara mensyukuri nikmat Allah. Di masa pandemi ini seluruh masyarakat harus turun tangan untuk membantu saudaranya, para tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat membantu pasien yang terpapar virus covid-19. Tidak hanya para tenaga medis, kita  pun berupaya membantu saudara atau tetangga terdekat kita yang merasa kesusahan, terlebih di kondisi saat ini yang membutuhkan saling tolong menolong untuk meringankan beban satu sama lain.

Sungguh besar ganjaran pahala yang didapatkan oleh seorang muslim yang meringatkan beban saudaranya yang lain. Satu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah tentang keutamaan menolong saudara yang sedanga kesusuhan. Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang membantu seorang muslim (dalam) suatu kesusahan di dunia maka Allah akan menolongnya dalam kesusahan pada hari kiamat, dan barangsiapa yang meringankan (beban) seorang muslim yang sedang kesulitan maka Allah akan meringankan (bebannya) di dunia dan akhirat”

  1. Memelihara karunia Allah

Kesehatan merupakan karunia Allah yang wajib kita syukuri dengan cara menggunakan masa sehat kita untuk berbuat kebaikan dengan tujuan menggapai ridha Allah. Selain itu, upaya menjaga kesehatan juga merupakan salah satu cara mensyukuri nikmat sehat. Pada masa pandemi ini upaya yang dapat kita lakukan antara lain dengan menggunakan masker setiap keluar rumah, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Aktivitas lain untuk menjaga kesehatan adalah melakukan olah raga rutin, menjaga pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.

Seorang hamba wajib merawat karunia yang telah Allah limpahkan kepadanya sebagai bentuk rasa tanggung jawab dan rasa syukur atas nikmat tersebut. Jangan pernah sia-siakan kenikmatan yang telah diberikan, karena jika Allah mencabut nikmat tersebut, maka kerugian besar yang akan datang.

Penutup

Sebagai seorang muslim, apapun musibah yang menimpanya, maka jangan pernah lupa bahwa itu semua dari Allah, dan Ia Maha Tahu bahwa itu terbaik bagi hambanya. Jika musibah menimpa seorang muslim maka ucapan yang paling pertama keluar adalah inna lillahi wa inna ilaihi rajiûn:

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).

Semoga Allah senantiasa memberikan kesabaran, keikhlasan dan menjadikan hati ini selalu bersyukur atas karuniaNya. Aamiin

 

[i] https://nasional.tempo.co/read/1480956/terkini-indonesia-3-besar-penambahan-kasus-covid-dan-kematian-harian-se-dunia

[ii] https://rumaysho.com/7384-terus-basahi-lisan-dengan-dzikir-pada-allah.html

[iii] https://risalahmuslim.id/quran/al-baqarah/2-152/