Dosa Besar Berputus Asa dari COVID-19

Dosa Besar Berputus Asa dari COVID-19

BAMBANG HERMAWAN A.Md.

<[email protected]>

 

Wabah penyakit seperti pandemi COVID-19 tidak hanya berlangsung pada masa ini namun pernah terjadi dimasa lampau, pandemi virus corona sendiri pertamakali muncul di Wuhan, China dan mulai menyebar ke berbagai negara di dunia, menurut informasi terbaru penembahan kasus virus COVID-19 di Indonesia pada hari senin tanggal 12 juli 2021 data di akun Twitter @kemenkesRI pukul 17.34 wib jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 indonesia bertambah 40.427 pasien. Penambahan kasus harian tersebut menjadi rekor tertinggi di Indonesia selama pandemic COVID-19. Adapun total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia hari ini menjadi 2.567.630 pasien, berdasarkan data pada minggu (11/7/2021), total pasien positif COVID-19 sebanyak 2.527.203 orang1.

Surat Al Anbiya’ ayat 83

Dalam Q.S al-Anbiya’ [21]:83, Allah SWT berfirman mengenai wabah penyakit yang menimpa Nabi Ayub. Penyakit itu adalah judzam (kusta atau lepra) yang menyerang fisiknya.

وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ ۚ

wa ayyụba iż nādā rabbahū annī massaniyaḍ-ḍurru wa anta ar-ḥamur-rāḥimīn

Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” (Q.S al-Anbiya’ [21]:83)

Cara Menghadapi Wabah Penyakit2

Di zaman Rasulullah pernah terjadi wabah/tha’un. Rasulullah SAW pun bersabda mengenai cara menghadapi wabah penyakit, yakni tidak memasuki daerah yang diketahui terjangkiti wabah dan bagi masyarakat yang berada di dalam wilayah yang terjangkiti untuk tidak keluar dari daerah tersebut. Keputusan Rasulullah itu juga dikenal saat ini dengan nama karantina. Hal itu dilakukan agar penyakit yang mewabah tidak menyebar ke daerah lain. “Jika kalian mendengar penyakit thaun mewabah di suatu daerah, maka jangan masuk ke daerah itu. Apabila kalian berada di daerah tersebut, jangan lari dari thaun.” Media di Indonesia banyak yang memberitakan tentang pemaparan COVID-19 yang terus meningkat menjangkiti masyarakat. Salah satu peristiwa pasien yang teridentifikasi positif COVID-19, diketahui menjalani isolasi mandiri (isoman) namun terus merasakan setiap hari penyakitnya tak kunjung sembuh. Sulitnya mendapatkan tabung oksigen membuat pasien ini depresi dan memutuskan untuk melakukan tindakan bunuh diri. Padahal di dalam Islam, Tindakan bunuh diri merupakan hal yang dilarang dan termasuk dalam dosa besar karena menyiratkan Tindakan keputusasaan pada rahmat Allah SWT, Sang Pencipta.

Sebagaimana disebutkan dalam Q.S Yusuf [12]:87 Allah SWT berfirman bahwa setiap manusia tidak boleh berputus asa atas rahmat Allah.

وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْكَٰفِرُونَ

Artinya: dan jangan berputus asa atas rahmat Allah, sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang-orang yang kafir. (Q.S Yusuf [12]:87)

Atas sebab dan alasan apapun mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri adalah salah satu bentuk dosa besar. Bunuh diri merupakan tindakan yang dilakukan akibat tidak memiliki harapan lagi atas rahmat Allah SWT. Selain itu Tindakan tersebut menyiratkan bahwa seseorang tidak mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah SWT di dalam kehidupannya. Allah Yang Maha Menghidupkan telah memberi sarana kepada setiap manusia untuk menjalankan kehidupan di dunia dengan sebaik-baiknya, baik lahir maupun bathin. Namun karena kecongkakan dan ketidaksyukuran manusia, tidak sedikit manusia yang memotong takdir Allah SWT. Mereka yang memutuskan untuk melakukan tindakan bunuh diri seringkali dilatarbelakangi dengan alasan duniawi, mulai dari masalah ekonomi, masalah asmara, atau masalah tekanan hidup yang menyebabkan depresi. Setiap manusia yang memiliki masalah atau persoalah haruslah melakukan ikhtiar untuk mencari solusi sembari berdoa kepada Allah SWT untuk memohon petunjuk. Setiap masalah yang diberikan tak ubahnya adalah cobaan yang diturunkan Allah kepada umatnya. Jika manusia diuji dengan cobaan maka manusia dianjurkan untuk memperbanyak berdzikir kepada Allah memohon ampun dan meminta petunjuk agar diberikan jalan keluar.

Jika pernah terbersit pikiran untuk melakukan bunuh diri, sudah seharusnyalah ia belajar untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Dengan memfokuskan diri untuk terus bersyukur maka pandangan kita terhadap kehidupan yang sempit akan berkurang. Tentu tidak terhitung jumlah nikmat yang diberikan Allah kepada hamba-Nya, mulai dari nikmat kesehatan, nikmat kehidupan, nikmat diberi badan yang lengkap, nikmat memiliki keluarga yang selalu ada dan terus memberi dukungan. Dengan mengingat nikmat maka sejatinya kita akan memperbanyak bersyukur dan terus mengingat akan kebesaran Allah SWT.

وَقَالَ مُوسَى إِنْ تَكْفُرُوا أَنْتُمْ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا فَإِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ حَمِيدٌ (8)

“Dan siapa yang banyak bersyukur kata Allah kenikmatan akan ditambah (Q.S Ibrahim [14]:7).

Di sisi lain, Kiai Halim, seorang pengasuh pondok di daerah Pasuruan, Jawa Timur mengingatkan jika ada orang yang ingin bunuh diri lantaran depresi, hendaknya agar orang tersebut segera mencari cara untuk menyembuhkannya. Tidak terkecuali keluarga dan orang-orang di sekitarnya diharapkan dapat memperhatikan dan dapat membawa ke seorang psikiater. Ikhtiar dalam artian berusaha untuk sembuh itu hukumnya wajib. Kesembuhan memang harus diikhtiarkan, walaupun sejatinya Yang Maha Menyembuhkan adalah Allah, namun tugas manusia adalah berusaha yang terbaik dan tidak boleh berputus asa. Menurut penulis, mengejar target dunia tidak dilarang namun harus diimbangi dengan mengejar ketenangan batin, salah satunya dengan cara memenuhi ibadah kita kepada Allah dan terus mendekatkan diri kepada-Nya. Orang yang jauh dari Allah SWT, maka ia tidak akan merasa puas dengan kehidupan dunia, kebutuhan batinnya tidak terpenuhi sehingga terdapat kekalutan dan juga ketakutan dalam dirinya. Semoga kita semua dilindungi oleh Allah SWT dari segala macam keburukan yang menghalangi kita dari Allah SWT. Aamiin

 

Daftar Pustaka

[1] https://www.tribunnews.com/corona/2021/07/12/breaking-news-update-corona-indonesia-12-juli-2021-pecah-rekor-tambah-40427-kasus-baru. (diakses pada 12 Juli 2021)

[2]https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5333036/ayat-alquran-tentang-wabah-penyakit-dan-cara-menghadapinya, (diakses pada 12 juli 2021)

BAMBANG HERMAWAN A.Md.

<[email protected]>